Minggu, 15 Mei 2011

I Hate to be Alone

Suatu hari, seorang aktor sedang menerima telepon dari sahabatnya. Sahabatnya ini sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri karena ia mulai mengenalnya sejak duduk di bangku SMP. Percakapan kecil terjadi,

Sahabat : "Kak, apakah kau sedang sibuk?"
Aktor : "Ya, aku sedang di pertengahan syuting, ada apa?"
Sahabat : "Ah, tidak, aku meneleponmu hanya ingin kau temani makan siang."
Aktor : (tak bisa berkata-kata dan ingin meneteskan air mata karena sedih)
Ia sedih karena teringat tentang kebiasaan sang sahabat. Ia tahu bahwa sahabatnya memiliki suatu kebiasaan, benci menikmati makanannya sendirian. Ia harus ditemani.

(Lee DongHae)

Dialog telepon itu sangat singkat. Melalui cerita di atas, saya ingin mengajak sahabat blogger sekalian untuk lebih peka terhadap orang yang kita sayangi. Apakah Anda semua sudah mengerti kebiasaan sahabat Anda? Apa yang mereka tidak sukai dan yang harus Anda lindungi darinya?

Sabtu, 07 Mei 2011

Why I Love Them Very Much (3)

Ketika kita punya satu keluarga besar yang akrab, sangat sedih rasanya merasakan satu persatunya pergi.

Ketika ketigabelas orang menjadi satu…mereka tidak akan pernah tahu bahwa saudaranya sedang merasakan kelelahan yang luar biasa karena dia tidak pernah bercerita. Semuanya tersembunyi di balik senyum yang selalu ia tampakkan. Hingga suatu hari, sampai pada puncaknya, ia berkata bahwa ia telah dipaksa untuk bekerja habis-habisan, bahkan saat ia sakit. Ia hanya bisa pulang ke negaranya 3 bulan sekali. Ini mengundang respon yang bermacam-macam, salah satu anggota termuda bahkan mentweet, "…bahkan seekor piaraan pun tidak akan menggigit tangan majikannya sendiri…". Saya yakin ini karena kecewa yang berat. Saya pun pernah menangis ketika membaca surat yang rumornya ditulis oleh member termuda itu. Ketika terbiasa tampil di panggung dengan beramai-ramai, pasti sangat sepi ketika sekarang sendirian…namun rumah yang menaunginya masih terbuka jika ia ingin kembali.

Kemudian seseorang yang lain pergi karena ia memiliki sesuatu yang lain. Ia tersadar akan ketertarikannya dengan dunia lain…

Satu lagi pergi karena kewajiban kepada negara…setelah ia mengalami kekacauan akibat pertengkaran dan kecelakaan.

Akhirnya, 13 menjadi 10. Ketika semua orang berkata 'kami menemukan satu di tiga belas orang', maka ketika angka berubah menjadi 10, sesuatu tidak lagi utuh. Ada yang tercuil…

Sang ketua seperti kaget, karena selama ini ia tidak mengetahui apa-apa. Ia berkata bahwa ia tidak ingin lagi kehilangan adik.

Dan kami percaya kalian masih ber-13 di atas sana…kami percaya 13…mereka hanya sedang berkunjung ke suatu tempat, pasti akan kembali kepada saudaranya...