Postingan kali ini kita melanjutkan tentang demam. Haha…
Ok, check this out!
Korea.
Seperti yang saya sampaikan di postingan sebelum ini, bahwa saya suka Korea karena melihat dramanya. Dari mata turun ke hati. Yup, pemain dramanya kinclong-kinclong. Uh, bikin mata melek terus…tapi, belakangan saya tahu banyak artis Korea yang melakukan oplas alias operasi plastik. Memang tidak semuanya sih, tapi SEBAGIAN BESAR. Nah, mengetahui ini saya kecewa. Bagaimana tidak, penelusuran saya di google memberikan saya gambar-gambar artis sebelum operasi plastik dan sesudahnya. Memang awalnya mereka melakukan itu gara-gara tidak good looking. Malah beberapa di antaranya tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok sebelum dan sesudah melakukan oplas. Lalu, untuk apa mereka oplas kalau sebenarnya dengan tidak oplas mereka justru sempurna? Dengan oplas mereka justru menambahkan sesuatu yang tidak alami ke dalam tubuh mereka, itulah yang membuatnya tidak sempurna. Hal ini menimbulkan gosip tidak enak di sana, para artis yang tidak oplas pun ikut digosipkan oplas. Dan, saya memiliki anggapan tentang artis Korea: antara yang 'asli' dan yang 'palsu' itu pun sulit dibedakan. Yup, negara ini meraih sebutan plastic surgery country.
Hal lainnya adalah manajemen artisnya yang hebat. Ya, saya mengikuti sedikit perkembangannya. Bagaimana manajemen artis menciptakan image yang wah terhadap artis mereka. Ya, artis memanglah aset yang mesti dijaga oleh manajemen. Tapi, ketika melihat artis Korea, saya menganggap bahwa manajeman mereka sungguh punya andil dalam mengorbitkan artisnya. Bagaimana tidak, persaingan dunia hiburan di sana sungguh ketat. Kita tidak akan menemukan sebuah grup vokal yang beranggotakan sebelas orang, sembilan orang, dan masing-masing anggotanya memiliki fans tersendiri. Sebut saja: Super Junior, SNSD a.k.a Girls Generation, After School, BEAST, dll. Bagaimana manajemen melindungi mereka dari gosip tak sedap, itu sungguh luar biasa. Fansnya pun luar biasa, bahkan ketika ada gosip tentang hubungan sesama artis fansnya memberikan kecaman yang juga, luar biasa terhadap artis yang digosipkan dekat dengan idola mereka. Menyeramkan.
Ketiga, fenomena bunuh diri di kalangan artis Korea cukup membuat saya berdecak. Tidak hanya satu-dua saja. Kebanyakan karena frustasi tentang karirnya, tuntutan biaya hidup, penampilan di depan umum, perselisihan dengan pihak manajemen. Hm, sebegitu pentingkah menjadi terkenal?
Di lain sisi, ada satu hal yang membuat saya heran. Bukankah Korea masih memiliki perselisihan dengan saudaranya di utara? Bukankah di sana masih ada yang namanya wajib militer? Lalu kenapa bisa hiburan di sana justru membooming? Bahkan mereka mengadakan kerjasama entertainment dengan negara 'serumpun' seperti Jepang, Taiwan, Cina, bahkan Thailand. Kalau mau dibandingkan dengan Indonesia:
1. Biarpun artis kita dituntut untuk berpenampilan menarik, oplas bukan prioritas utama mereka (walaupun memang ada yang melakukan oplas). Fenomena meminta ijin kedua orang tua untuk melakukan oplas saat cukup umur tidak terjadi di negara kita.
2. Biarpun artis kita memang public figure, tapi fansnya tidak terlalu mengagung-agungkan seperti yang terjadi di Korea. Kita sadar sepenuhnya bahwa, artis juga manusia.
3. Saya bersyukur pekerjaan menjadi entertainer di negara kita tidak banyak memakan korban bunuh diri. Alhamdulillah, sebagian besar menyeimbangkannya dengan agama sehingga mereka masih percaya Tuhanlah yang memberi segalanya, Ia pun yang mengambil milikNya kembali.
Baiklah, ketika kita sedang menikmati mimpi di tengah-tengah tidur kita yang nyenyak, ada baiknya kita harus ingat kapan kita akan terjaga. Ketika kita sedang demam, kita harus mengompresnya supaya cepat sembuh ^^
Nah, bagaimana lau sekarang kita mulai Indonesia menjadi pusat "demam" mode? Bagyus kan! Jangan niru terus!
BalasHapusmari ^^
BalasHapusIndonesia perlu belajar agar jadi pusat mode
BalasHapusheheheh... pasti demen banget aya sama korea. tapi jangan sampe nggak cinta produk dalam negeri... salam kenal!!
BalasHapus@remaja dan bliyan: sip ^^
BalasHapus