Kamis, 29 Juli 2010

Baby and Me





Hm,,demam Korea kali ini mulai merebak di Indonesia. Sepertinya postingan saya pun harus update dengan yang berbau Korea ya…haha. Sekedar refreshing saja, ada satu drama Korea yang santai dan ringan untuk ditonton. Ya, saya pikir adakalanya kita perlu menenangkan pikiran sejenak dengan tontonan yang ringan walaupun mungkin kita lebih suka serial detektif atau mungkin misteri yang butuh pemikiran jeli.

Oke, kali ini saya akan mengangkat film Baby and Me yang dibintangi oleh aktor yang sudah punya banyak fans di Indonesia (bahkan di kampus saya), Jang Geun Seok.

Alurnya campuran, jadi kalau meleng sedikit bisa bingung. Ceritanya, di sini Jang Geun Seok jadi Han Joon Soo, seorang anak keluarga kaya sekaligus anak tunggal. Dia suka membantu dua orang temannya yang sering berkelahi dengan preman. Tapi ternyata tabiatnya itu diturunkan dari ayahnya yang memang jago berkelahi. Suatu kali, ia hampir menabrak Kim Byeol yang berdiri di depan sekolahnya. Melihat Joon Soo yang begitu tampan, Kim Byeol terpesona dan langsung memutuskan untuk bersekolah di tempat Han Joon Soo. Berbeda dengan Han Joon Soo, Kim Byeol berasal dari keluarga sederhana dengan 9 anak, namun mendapatkan perhatian yang cukup dari orangtuanya.

Ketika sekali lagi Han Joon Soo terlibat dalam perkelahian, orangtuanya sangat murka karena lagi-lagi dipanggil oleh sekolah. Namun orangtuanya kali ini meninggalkan rumah (minggat). Mereka hanya meninggalkan sebuah rekaman yang berisi penyesalan kepada Joon Soo dan cek senilai $100 (sekitar 1 juta) untuk digunakan sehemat mungkin. Mereka janji akan kembali setelah Han Joon Soo menjadi lebih bijak.

Nah, di sinilah masalah dimulai. Saat Joon Soo membelanjakan uangnya untuk berpesta dengan temannya yang lain, ia tiba-tiba menemukan bayi di trolley belanjanya. Ia pun menyerahkannya ke petugas keamanan. Namun, petugas keamanan menemukan sepucuk surat bertuliskan nama Han Joon Soo di keranjang bayi tersebut. Jadilah mulai saat itu Han Joo Soo bertanggungjawab terhadap bayi tersebut. Mengetahui hal ini, Kim Byeol yang sudah terbiasa mengurus adik-adiknya bersedia membantu Han Joon Soo untuk mengasuh Woo Rahm. Berbagai cara Han Joon Soo lakukan mulai dari mencari siapa ibu Woo Rahm dengan menanyakan kepada mantan-mantannya hingga ia putus asa untuk mengasuh Woo Rahm. Ia sempat ingin membuang Woo Rahm dekat tong sampah. Namun entah kenapa selalu saja ada yang menggagalkannya. Ia pun pernah secara tak sengaja meninggalkan Woo Rahm di kereta, namun ikatan batinnya dengan bayi kecil itu membuatnya mencari Woo Rahm di kantor polisi.

Hal-hal mengharukan pun mulai muncul di pertengahan film di mana Joon Soo mulai kehabisan uang sementara orangtuanya belum juga kembali. Ia bekerja sebagai pelayan di sebuah bar. Di sekolah, ia pun menjadi perdebatan guru-gurunya karena membawa bayi ke sekolah. Ia pun bahkan pernah mencopet demi mendapatkan uang untuk membeli susu Woo Rahm. Di pertengahan cerita juga dijelaskan siapa sebenarnya Kim Byeol.

Film ini membuat saya terkaget-kaget dengan kemungkinan yang tidak saya pikirkan tentang siapa sebenarnya orangtua Woo Rahm. Air mata saya tidak bisa terbendung ketika Woo Rahm akan diadopsi oleh orang luar dan Joon Soo menyusulnya ke bandara.

Hm, siapa sebenarnya orangtua Woo Rahm?

Rabu, 28 Juli 2010

Kota Kecilku



Kalau kita mengetikkan kata 'bondowoso' di situs wikipedia, maka akan muncul informasi sebagai berikut:

"Kabupaten Bondowoso, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Bondowoso. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Kabupaten Jember di selatan, serta Kabupaten Probolinggo di barat. Ibukota kabupaten Bondowoso berada di persimpangan jalur dari Besuki dan Situbondo menuju Jember…"

Kota kecilku ini sangat terkenal dengan tapenya. Sebenarnya, wisata alamnyapun kaya, namun kurang dipromosikan.

Hm, sesuatu yang membuatku menulis di sini adalah keadaan kotaku yang bisa dibilang adem ayem. Saat pulang dari Surabaya, sebuah kota besar yang ramai menuju ke kampung halaman yang begitu tenang memang membuat nyaman. Tapi, ketika akan kembali lagi ke Surabaya dari kota kecil ini, hati begitu tidak ikhlas meninggalkannya. Masih terlena dengan ketenangan dan kenyamannya.

Kadang aku heran saat mengamati betapa sepi jalanannya. Ke mana orang-orang? Mungkin perbedaan itu diperlukan; kota terlihat padat dan ramai, sementara desa terlihat sepi dan tenang. Tapi, aku rasa mungkin inilah yang membuat kotaku tidak dikenal? Mungkinkah karena orang-orangnya yang intelek justru pergi dari kampungnya?

Yah, bagaimanapun, kota kecilku ini cocok untuk beristirahat karena cukup membuat kangen untuk kembali lagi.

Senin, 26 Juli 2010

Desa atau Kota?




Nggak sedikit orang yang bertanya kepadaku: setelah lulus nanti, mau kerja di mana? Mau kembali ke kampung atau tetap di Surabaya? Pertanyaan ini simpel, tapi jawabannya butuh waktu lama.

Pertama, kalau kembali ke kampung senang bisa mengabdi sama kampung, memajukan kampung, tapi kalau bicara soal perkembangan atau isu terbaru pasti ketinggalan. Sementara teman-teman kita yang bekerja di kota bisa terus update.

Kedua, kalau kita bekerja di kota kita akan melihat kampung kita terus terbelakang.

Any comments?

Selasa, 20 Juli 2010

Aku Suka ke Toko Buku

Aku suka ke toko buku. Meskipun saat itu tidak ingin membeli buku. Hm, aku suka bermain-main ke rak novel, melihat gambar sampulnya atu sekedar melihat buku apa yang baru. Sebenarnya, ada keinginan yang mendalam. Aku ingin sekali membuat novel yang juga beredar di pasaran dan dipajang seperti novel-novel ini.





Ah, kapan aku bisa memotret novelku di antara novel-novel ini? Hm, doakan ya novelku cepat selesai. Amin.
Sebenarnya kegiatan tulis-menulisku sudah berlangsung lama. Tapi entah, ada saja kendalanya. Waktu SMP aku sudah membuat buku kumpulan cerpen buatan sendiri. Jumlahnya 2 buah. Memang sih, kalau aku baca lagi ceritanya GeJe (gak jelas). Maklum, masih pemula. Kemudian SMA aku sudah berani mencari lomba-lomba cerpen dan mengirimkan banyak karya. Tapi, heran juga nggak pernah ada yang masuk nominasi. Berarti kurang kerja keras.
Soal pengerjaan naskah, sudah mulai sejak lulus SMP. Tapi selalu saja ada urusan sama komputer yang nge-hang lah, kena virus lah, datanya hilang…stres! Tapi, aku tidak ingin stresku itu sia-sia (nah loh?). Kalau aku berhenti sekarang, berarti tidak ada gunanya aku digembleng sama stres itu.
Nah, sekarang, aku pengen sekali menghasilkan karya. Semoga bisa.

Untuk teman-teman yang sudah menghasilkan nove, saya mohon bantuannya ya…sekedar sharing aja gitu...

Hwaiting^^

Senin, 19 Juli 2010

Flanel





Beberapa hari lalu, aku secara tidak sengaja menginap di kos temanku. Kebetulan waktu itu sedang tidak ada kegiatan. Iseng, temanku mengajak untuk meneruskan hobi yang sempat tidak dilanjutkannya. Ia mengeluarkan beberapa kotak yang berisi benang warna-warni dan kain flanel berwarna-warni juga. Hm, penasaran nih…dia pun mengajakku untuk menjahit bentuk huruf. Oke…pertama, aku memilih dua warna kain flanel dan benang yang senada. Kemudian aku menggambar sketsa huruf k sebagai huruf depanku. Wew…it's so fun, kemudian jadilah…jreng-jreng…



Huruf d buatan temanku, yang k buatanku. Hayo…bagusan mana? Wkwkwk...

Suku Leher Panjang




Definisi 'cantik' di beberapa suku pedalaman memang berbeda. Ada suku yang menganggap cantik adalah mereka yang memiliki telinga panjang ke bawah, yang tubuhnya gemuk, dan lain sebagainya. Nah, kali ini saya akan membahas tentang Suku Leher Panjang asal Thailand.

Kaum perempuan di suku ini memiliki definisi cantik yang berbeda pula. Mereka menganggap cantik adalah mereka yang memiliki leher panjang. Ya, sejak umur 5 tahun mereka dipasang cincin yang melingkari leher. Setiap bertambah umur, maka bertambah pula satu cincin di leher mereka. Pada akhirnya, leher mereka akan bertambah panjang seiring bertambahnya usia. Namun, terdapat pantangan untuk melepas cincin-cincin tersebut karena menurut kepercayaan, mereka akan mati jika melepas cincin-cincin tersebut karena leher mereka tidak akan kuat untuk menopang kepala, leher akan terkulai karena begitu panjangnya.

Hm, saya jadi penasaran nih, kira-kira bagaimana ya sistem pernapasan mereka? Apakah mereka akan membutuhkan lebih banyak oksigen? Bagaimana pola pernapasan mereka, mengingat jalan napas mereka juga bertambah panjang. Jalan napas dari hidung sampai trakhea merupakan ruang rugi (dead space) karena tidak ada pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Pada orang normal saja dead spacenya 3 ml/kg. Hm...

Ada yang mau berpendapat?

Senin, 12 Juli 2010

The Truth about Forever: Melawan Stigma AIDS



Judul Buku : The Truth about Forever: Kebencian Membuatmu Kesepian
Penulis : Orizuka
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 282 halaman

Novel ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Yogas yang memilih untuk menyewa kos yang sudah tidak layak untuk ditempati lagi. Celakanya, kamar yang disewanya bersandingan dengan kamar cewek! Cewek itu bernama Kana, keponakan si ibu kos. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi di antara keduanya, dimulai dari Kana yang tidak bisa menerima kehadiran cowok di dekat kamarnya. Yogas sendiri adalah pribadi yang suka menutup diri. Ia mengidap penyakit yang membuatnya tidak ingin dekat dengan orang lain, sedangkan Kana terus saja mendekatinya karena ia penasaran dengan sikap Yogas yang cepat berubah, terkadang baik namun seringkali kasar. Kana kerap menangis mendapatkan sikap kasar Yogas. Melihat Kana yang sering menangis, Yogas sering luluh namun ia harus tetap menjauhi Kana agar gadis itu tidak jatuh cinta kepadanya.
Cover novel ini begitu menarik, hal ini yang membuat saya langsung mengambilnya dari rak buku. Sebuah gambar yang memiliki seribu arti: siluet pohon yang gersang ditinggalkan sekumpulan burung, sesuai dengan isi cerita novel ini. Membaca novel ini seakan akan membuat kita harus memaknai kalimat demi kalimat yang mengalir sehingga begitu sayang untuk menghentikan membacanya. Kalimat yang disajikan pun begitu santai. Pengarang memberikan kejutan-kejutan dalam setiap babnya yang tak mudah disangka. Kita pun akan dibawa oleh emosi seorang Yogas dan Kana yang tampak hidup.
Novel ini patut dibaca karena mengutamakan sisi seorang pengidap AIDS yang mengalami permasalahannya: dikucilkan pacar, teman, bahkan keluarganya. Novel ini seakan-akan membantu orang lain untuk membuka mata terhadap stigma yang masih beredar tentang AIDS, bahwa pengidap AIDS sebenarnya sama seperti orang lainnya, butuh kasih sayang dan pengakuan.
The Truth about Forever, buku yang paling aku sukai karena tidak hanya bertutur tentang percintaan dengan segala kisah imajinatifnya, namun juga berbicara tentang kenyataan.

(tulisan ini diikutsertakan dalam WRITING CHALLENGE BUKUMOO)

Sabtu, 03 Juli 2010

Wise Words

Kata-kata ini selalu jadi motivation words-ku:

Winners never quit, and quitters never win

Entah siapa yang menciptakannya. Nah, kata-kata berikut ini muncul begitu saja lewat gadget google bar di laptopku dan sangat mempengaruhku:

"I believe in PINK I believe LAUGHING is the best calorie burner. I believe in being STRONG when everything seems to be going wrong I believe that happy girls are the PRETTIEST girls. I believe that TOMORROW is another day, and I believe in miracles" (Audrey Hepburn)

I love walking in the rain because no one knows I'm crying

Money isn't everything…
It can buy a bed - but not sleep
It can buy a clock - but not time
It can buy you a book - but not knowledge
It can buy you a position - but not respect
It can buy you medicine - but not health
It can buy you blood - but not life
It can buy you sex - but not love

Kamis, 01 Juli 2010

Short Story: A Dream of Early June




Awal bulan Juni. Saat bangun dari tidurku, aku sedikit tersentak menyadari mimpi tadi malam. Aku baru menyadari ternyata sahabatku yang dulu sempat dekat lewat chatting, yang dulu pernah melontarkan sedikit kalimat yang membuatku melambung tinggi dan memberikan harapan yang sampai sekarang masih mengalir di hatiku, semalam hadir memberikan arti tersendiri dalam mimpiku. Di dalam mimpi itu, aku masih duduk di bangku SMA. Mengikuti pelajaran dengan wali kelas yang sama. Sedikitpun tak terlintas bahwa aku sedang bermimpi…
Dalam mimpi itu, ada seseorang yang memberitahu wali kelas bahwa dirimu tidak hadir. Waktu itu, alangkah cemasnya aku mengetahui hal itu karena mereka tidak tahu mengapa kamu tidak masuk. Aku merasakan segenap perasaan yang tidak nyaman, sepertinya jantungku berdegup dengan kencangnya. Aku tidak bisa menyelesaikan tugas dari wali kelas.
Kemudian, secara serta merta kamu datang dan duduk setelah meminta ijin untuk masuk karena terlambat. Saat itu, sobat, mataku terus mencarimu, mengikutimu hingga kau melihat ke arahku. Namun kau hanya berbicara dengan teman-teman yang lain. Aku pun mendengar dengan jelas suaramu. Jelas sekali itu suaramu! Kemudian, aku memanggilmu. Saat kau menoleh, aku memasang ekspresi apapun yang menunjukkan bahwa aku khawatir, "Dari mana?". Kaupun melemparkan padaku dua buah jeruk yang sudah kau kupas sambil berkata padaku, "Maaf…maaf". Seolah-olah kau memahami bahwa aku begitu mengkhawatirkanmu. Saat itu sobat, melihat wajahmu yang begitu tenang cukup meredakan degup jantungku yang keras.

Saat aku menyadarinya waktu bangun tidur, jantungku kembali berdegup kencang dan air matapun mengalir dari dua mataku. Aku merindukanmu, sobat… apa yang harus kulakukan? Harapan yang kau berikan itu, sekarang masih kusimpan di hati, siapa tahu nanti aku harus membukanya kembali saat harapan itu benar-benar ada?

Kesalahanku saat kau menanyakan harapan itu kembali secara tersirat adalah, aku terlalu buta oleh mana yang nyata dan yang tidak nyata. Sungguh, awal bulan ini aku baru menyadari semuanya hanya lewat mimpi itu. Aku menyesalinya. Aku benar-benar buta, padahal yang tidak nyata tidak pernah hadir kepadaku. Aku masih menunggu sobat. Tapi aku akan diam di sini. Dengan kekhawatiranku yang benar-benar datang setelah mimpi itu.