Sabtu, 07 Agustus 2010

Buwa Yamera

Hidup ini unik buat orang-orang yang suka mengamati kejadian yang ada di sekitarnya. Celetukan orang yang sekejap saja bisa jadi cerita yang menghibur orang kalau kita pandai mengolahnya. Hm, sebenarnya kita kaya akan inspirasi kalau kita mau menghargai setiap detiknya.

Mungkin aku termasuk di dalamnya. Entah kenapa, aku lebih suka menikmati perjalanan pulang ke kampung menggunakan bis daripada kereta. Padahal, kereta lebih cepat daripada bis (kecuali kalau keretanya ngaret, berhentinya terasa lebih lama dibandingkan macet di jalan raya). Alasannya, aku lebih menikmati pemandangan dan aktifitas orang yang ada di jalan raya ketimbang di kereta. Memang, berada di kereta lebih tenang, lebih nyaman. Tapi menurutku justru kebisinganlah yang kita butuhkan ketika kita sendirian.

Aku juga tidak tahu, bagaimana bisa waktu perjalanan yang lama dan kebisingan itu membuat imajinasi berjalan ke mana-mana. Contohnya saja, kehadiran pengamen jalanan yang menghibur lewat lagu-lagunya bisa membuatku nyaman menunggu bis yang sedang mengisi bensin. Biarpun lama, tapi ada sesuatu yang meredam kemarahan. Tapi, ketika kita melihat pengamen di bawah umur dipaksa untuk menyanyi (walaupun kedengarannya bukan menyanyi) dengan modal ecek-ecek di tangan, bukan kenyamanan yang aku rasakan. Justru otakku lebih cepat berpikir, kenapa orangtuanya begitu tega melepas anak kecil ini ke jalanan. Aku jadi berpikir jangan-jangan orangtuanya sengaja memakaikan baju terbaik untuk anak ini. Aku pun merasa mereka tidak menyanyi dari hati, tapi sekedar untuk memperoleh uang. Namanya juga anak kecil, jadi banyak dari mereka yang masih cadel atau hanya menggumam. Hal ini membuatku ingin meyakinkan pada semua orang: Bekerjalah di suatu bidang yang kau kuasai, pakailah imajinasimu sehingga menghasilkan sesuatu yang kreatif, dan PENGAMEN bukanlah satu-satunya profesi! Hm, kadang-kadang si ibu pun ikut menemani anaknya menyanyi. Ketika si anak kurang nyaring atau tidak mau menyanyi, si ibu tidak segan memarahi si anak di dalam bis dengan suara nyaring sehingga ini tidak bisa disebut dengan 'hiburan'. Seperti kejadian beberapa waktu lalu, si anak yang di bawah umur diperintahkan menyanyi lagu Gebi oleh ibunya. Namun ia hanya mengulang kata-kata "Pernah ada…pernah ada…". Si ibu marah, "Pernah ada! Pernah ada aja sih!" kontan penumpang pun tertawa, tapi menurutku itu keterlaluan. Masih ada obyek lain yang menjadi perhatianku saat di perjalanan, dan aku menikmatinya.

Suatu hari, saat pulang kampung, di dalam bis ber-AC. Mataku mulai lemah untuk menatap dunia (cieh…bilang aja ngantuk!). Kebetulan, aku duduk di kursi depan. Saat itu kondektur dan sopir tengah berbicang-bincang dan aku tak tahu mereka membicarakan apa. Kemudian, si kondektur tertarik dengan tulisan yang ada di bak truk di depan bis.
Kondektur: Tulisan apa itu? Bu...wa…ya…me…ra (si kondektur mengeja)?
Pertanyaan ini membuatku juga mengamati tulisan di depan dan berhasil membuatku terjaga.
Sopir: Ah, itu sih tulisan orang yang nggak bisa ngeja!
Dalam hatiku: Ih kok sombong amat sih pak sopir ini! Mungkin saja kan itu ejaan orang timur atau pedalaman? Saya menyangka itu sama dengan YAMKO RAMBE YAMKO atau apalah…
Kondektur: Kok bisa?
Sopir: Iya, maunya orang itu mau nulis BUAYA MERAH, tapi karena tidak bisa ngeja jadinya BUWA YAMERA!
Aku tersenyum, benar juga. Penumpang lain yang duduk di depan pun tertawa.

Ah, perjalanan...

2 komentar:

  1. postingan mirip adaptasi cerpen. mengalir, bercerita, bikin pembaca masuk ke dunianya. keren. like this

    BalasHapus
  2. terima kasih ^^
    alhamdulillah...

    BalasHapus

silahkan komen yaa...jangan lupa kasih alamat blog kamu, nanti aku balik kunjungi ^_^
thanks!