Beberapa waktu yang lalu aku 'terpana' melihat berita di televisi mengenai BISNIS Kawin Kontrak. Tepatnya, bisnis ini marak di daerah Puncak, Bogor. Jadi, intinya bisnis ini mempunyai agen 'penyalur' yang menurutku mirip seperti 'mucikari' dan 'pengantin sewaan'-nya bertindak layaknya seorang 'pelacur' buatku. Aklurnya, si penyalur ini akan mencari 'calon pengantin' sesuai dengan selera si konsumennya. Ketika si penyalur sudah menemukannya, maka ia menghubungi konsumen. Maka, ketika keduanya menyetujui perjanjian, berlangsunglah pernikahan. Kalau konsumen merasa cocok dengan si pengantin sewaan, maka pernikahan pun dapat berlangsung lama. Nah, kalau pengantin sewaannya pintar mengambil hati, misalnya 'pura-pura' cemburu kalau suami bohongannya dekat dengan wanita lain, maka, si suami pun senang.
Hm..lalu pernikahan yang didasarkan pada ibadah itu diletakkan pada urutan ke berapa? Lalu, apakah si pengantin sewaan ini tidak merendahkan harkat, martabat, dan kodratnya sebagai perempuan?
Apa jadinya kalau pernikahan hanya didasari oleh kepentingan komersil belaka? Malahan akan terjadi tipu menipu antara suami dan istri. Yah, namanya pernikahannya juga tipuan belaka.
Yang paling mengecewakan, ternyata bisnis ini marak di surat kabar Arab. Intinya, 'Indonesia sebagai tempat liburan dan mencari wanita di bawah umur 18 tahun untuk dinikah kontrak'. Miris bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komen yaa...jangan lupa kasih alamat blog kamu, nanti aku balik kunjungi ^_^
thanks!