Selasa, 04 Mei 2010

"Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Crazy Idea in Crazy Day, memang terkadang ide gila itu muncul begitu saja. Tiba-tiba aku ingin ke Malang bersepeda. Dan, I've done!

Aku merasakan Dia selalu melindungiku hari itu. Mendung yang teduh, sepanjang perjalanan. Biarpun begitu, airnya tidak jatuh terlalu deras sehingga aku merasa nyaman sepanjang perjalanan. Walaupun, akhirnya aku merasa kedinginan! Lancar-lancar saja perjalananku (alhamdulillah), meskipun harus berjuang penuh di Porong, Sidoarjo yang selalu macet. Tapi, menyenangkan, karena aku terus bergerak di tengah-tengah truk, bis yang diam karena tak bisa bergerak. Seru!

Oh ya, di perjalanan, jalan lurus yang aku bayangkan dekat, terasa panjaaaaaang nggak selesai-selesai. "Kapan nyampenya?"

Akhirnya, saat keluar dari jalan Pandaan menuju ke Purwodadi, aku bilang "Yes!" dalam hati, lalu terus saja ke arah Malang. Karena jam sudah menunjukkan pukul 5 lebih, aku pelan-pelan mencari masjid di pinggir jalan. Akhirnya, ketemu juga masjid yang sepertinya baru direnovasi, namanya ************. Karena bingung, aku tanya sama yang jaga di mana tempat wudhu cewek (dari awal aku datang sampai aku pulang orang ini sibuk sama HPnya). Ternyata, saat orang itu jawab ada juga nenek yang melambaikan tangannya mengajakku ke dalam. Tempat wudhunya ada di dalam masjid (walaupun aku tahu kemudian ada juga bapak-bapak yang wudhu di tempat cewek). Si nenek bilang, "Nduk, aku nyuwun sak ikhlase yo gawe tuku jamu. Aku pisan sing nyapu-nyapu ndek kene" ["Nak, aku minta seikhlasnya ya untuk beli jamu. Aku juga yang menyapu tempat ini"]. Kuiyakan, karena hari ini aku pun diingatkanNya betapa jarangnya aku kali ini memberi sedekah kepada saudara-saudaraku (kalau tidak ada pengamen, aku jarang mengeluarkan uangku untuk sedekah). Ketika aku akan pergi ke tempat wudhu, nenek itu berkata lagi, "Nduk, saiki ae yo, engkok selak akeh wong, aku isin" ["Nak, sekarang saja ya, nanti keburu banyak orang, aku malu"]. Akhirnya kuberikan uang sebesar lima ribu, tapi perasaanku berubah -walaupun kumaklumi- "Beginikah adab terhadap seorang musafir?" Bukankah lebih baik mendahulukan sholat?

Setelah itu nenek tadi bertanya ini itu, aku mencoba ramah. Setelah itu juga, aku pamit melanjutkan perjalanan. Eh ternyata…masjid tadi dekat dengan jalan ke terminal Arjosari. Alhamdulillah, sudah masuk kota Malang.

Yah, pulang dari Malang aku tidak banyak menikmati perjalanan, karena aku diantar om. Tapi di Surabaya, aku menyetir sendiri. Dan satu lagi pemandangan indah menyentuh hati: di putaran CITO, pinggir jalan, aku melihat seorang penjaja koran menggelar korannya untuk solat. Subhanallah, alhamdulillah, pemandangan yang menyejukkan di tengah-tengah kota yang panas. Teman-teman yang memiliki rejeki berlebih, janganlah kalah dalam beribadah, "Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Sekarang aku baru tahu, satu cara untuk mendekatkan diri padaNya adalah dengan memperhatikan ciptaanNya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komen yaa...jangan lupa kasih alamat blog kamu, nanti aku balik kunjungi ^_^
thanks!