Surabaya...
Entah bagaimana aku bisa 'terdampar' di kota ini. Awalnya, aku nggak mau ditawarin Andriana untuk kuliah di sini. Alasannya? Panas,polusi...
Gak taunya aku tertarik sama program study di UNAIR... ikut2 aja...
Alhamdulillah lolos.
Trus... aku terkagum2 sama bangunan2 megah yang menjulang tinggi, kokoh, dan mewah. Kebanyakan untuk memanjakan pengunjungnya seperti tempat belanja, dll. Juga yang nggak disangka, ada satu obyek 'cuci mata' yang sebenarnya nggak layak disebut OBYEK WISATA'. Karena, malah bisa disebut musibah, bencana. Dari jarak beberapa meter aja baunya menyengat, begitu lewat tempat itu, kita bisa liat 'pemandangan' yang menyedihkan. Rumah2 dan toko2 yang tak berpenghuni. Hm... namanya LAPINDO. Sekarang jadi objek wisata...
Di sisi lain, kalau kamu mampir ke pojok yang terlihat padat, TERMINAL. Betapa mirisnya melihat anak2 di bawah usia membawa ecek2 dari tutup botol. Mereka berlarian mengejar bola pingpong di tengah jalan. Ngeri ngeliatnya, takut ada apa2. Pas bis jalan, ada sekitar 1-2 anak ikut masuk. Mereka dendangkan lagu. Banyaaaaaak banget. Suaranya sih gak merdu2 amat, bahkan tidak layak disebut 'pengamen'. Mereka ikut bis sampai terminal selanjutnya yang jaraknya sangat jauh. Kulihat orang tuanya diam saja menunggu di warung. Tidak ada raut khawatir. Mungkin kalau itu adikku atau aku yang seumuran mereka, aku pasti takut ikut bis tanpa orang tua. Hebat... Itulah tuntutan kehidupan.
Dua sisi yang berbeda dari kota Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komen yaa...jangan lupa kasih alamat blog kamu, nanti aku balik kunjungi ^_^
thanks!